DIAGRAM BLOCK ATMEGA328
Sudah lama saya tidak posting di
blog ini dikarenakan kesibukan saya sedang menyelesaikan Tugas Akhir (TA). Nah
pada kesempatan ini saya akan share dasar teori untuk mikrokontroller Atmega
32. Dimana dasar teori ini sendiri ialah salah satu isi dari BAB II saya. Nah
bagi kamu yang mungkin sedang menyusun tugas akhir juga ataupun ada tugas
paper/makalah mungkin kamu membutuhkan bahan ini. Tanpa panjang lebar langsung
saja bagi kamu yang memang sedang membutuhkan silahkan diambil. Tapi jangan
lupa pada daftar pustaka dilampirkan referensi blog ini ya. hehehe
AVR
Atmega32 merupakan sebuah mikrokontroler low power CMOS
8 bit berdasarkan arsitektur AVR RISC. Mikrokontroler ini memiliki
karakteristik sebagai berikut.
# Menggunakan arsitektur AVR RISC
- 131 perintah dengan satu clock
cycle
- 32 x 8 register umum
# Data dan program memori
- 32 Kb In-System
Programmable Flash
- 2 Kb
SRAM
- 1 Kb In-
System EEPROM
# 8 Channel 10-bit ADC
# Two Wire Interface
# USART Serial Communication
# Master/Slave SPI Serial Interface
# On-Chip Oscillator
# Watch-dog Timer
# 32 Bi-directional I/O
# Tegangan operasi 2,7 – 5,5 V
Arsitektur AVR ini menggabungkan
perintah secara efektif dengan 32 register umum. Semua register
tersebut langsung terhubung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU) yang
memungkinkan 2 register terpisah diproses dengan satu perintah tunggal
dalam satu clock cycle. Hal ini menghasilkan kode yang efektif dan
kecepatan prosesnya 10 kali lebih cepat dari pada mikrokontroler CISC biasa.
Berikut adalah blok diagram Mikrokontroler
AVR ATMega32.
Gambar 2.3 Blok
diagram AVR ATMega32
Konfigurasi pin Mikrokontroler AVR ATMega32
Gambar 2.4 Pin-pin
ATMega32
Gambar 2.3 Blok
diagram AVR ATMega32
Secara fungsional konfigurasi pin ATMega32 adalah sebagai
berikut:
a. VCC
- Tegangan sumber
b. GND (Ground)
- Ground
c. Port A (PA7 – PA0)
Port
A adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin memilki
internal pull-up resistor. Output buffer port A dapat mengalirkan arus sebesar 20
mA. Ketika port A digunakan sebagai input dan di pull-up secara langsung, maka
port A akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan.
Pin-pin dari port A memiliki fungsi khusus yaitu dapat berfungsi sebagai
channel ADC (Analog to Digital Converter) sebesar 10 bit. Fungsi-fungsi khusus
pin-pin port A dapat ditabelkan seperti yang tertera pada tabel ….
Tabel 2.3 Fungsi khusus port A
Port
|
Alternate Function
|
PA7
|
ADC7 (ADC input channel 7)
|
PA6
|
ADC6 (ADC input channel 6)
|
PA5
|
ADC5 (ADC input channel 5)
|
PA4
|
ADC4 (ADC input channel 4)
|
PA3
|
ADC3 (ADC input channel 3)
|
PA2
|
ADC2 (ADC input channel 2)
|
PA1
|
ADC1 (ADC input channel 1)
|
PA0
|
ADC0 (ADC input channel 0)
|
d. Port B (PB7 – PB0)
Port
B adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin mengandung
internal pull-up resistor. Output buffer port B dapat mengalirkan arus sebesar
20 mA. Ketika port B digunakan sebagai input dan di pull-down secara external,
port B akan mengalirkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan.
Pin-pin port B memiliki
fungsi-fungsi khusus, diantaranya :
· SCK
port B, bit 7
Input pin clock untuk up/downloading memory.
· MISO
port B, bit 6
Pin output data untuk uploading memory.
· MOSI
port B, bit 5
Pin input data untuk downloading memory.
Fungsi-fungsi khusus pin-pin port B dapat ditabelkan seperti
pada tabel …
Tabel 2.4 Fungsi khusus port B
Port
|
Alternate Function
|
PB7
|
SCK (SPI Bus Serial Clock)
|
PB6
|
MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)
|
PB6
|
MOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)
|
PB5
|
SS (SPI Slave Select Input)
|
PB3
|
AIN1 (Analog Comparator Negative Input)
OCO (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
|
PB2
|
AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
INT2 (External Interrupt 2 Input)
|
PB1
|
T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)
|
PB0
|
T0 (Timer/Counter External Counter Input) XCK (USART
External Clock Input/Output)
|
e. Port C (PC7 – PC0)
Port
C adalah 8-bit port I/O yang berfungsi bi-directional dan setiap pin memiliki
internal pull-up resistor. Output buffer port C dapat mengalirkan arus sebesar
20 mA. Ketika port C digunakan sebagai input dan di pull-down secara langsung,
maka port C akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan.
Fungsi-fungsi khusus pin-pin port C dapat ditabelkan seperti yang tertera pada
tabel dibawah ini.
Tabel 2.5 Fungsi khusus port C
Port
|
Alternate Function
|
PC7
|
TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)
|
PC6
|
TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)
|
PC6
|
TD1 (JTAG Test Data In)
|
PC5
|
TD0 (JTAG Test Data Out)
|
PC3
|
TMS (JTAG Test Mode Select)
|
PC2
|
TCK (JTAG Test Clock)
|
PC1
|
SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output Line)
|
PC0
|
SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)
|
Port
D adalah 8-bit port I/O yang berfungsi bi-directional dan setiap pin memiliki
internal pull-up resistor. Output buffer port D dapat mengalirkan arus sebesar
20 mA. Ketika port D digunakan sebagai input dan di pull-down secara langsung,
maka port D akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan.
Fungsi-fungsi khusus pin-pin port D dapat ditabelkan seperti yang tertera pada
tabel dibawah ini.
Tabel 2.6 Fungsi khusus port D
Port
|
Alternate Function
|
PD7
|
OC2 (Timer / Counter2 Output Compare Match Output)
|
PD6
|
ICP1 (Timer/Counter1 Input Capture Pin)
|
PD6
|
OCIB (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output)
|
PD5
|
TD0 (JTAG Test Data Out)
|
PD3
|
INT1 (External Interrupt 1 Input)
|
PD2
|
INT0 (External Interrupt 0 Input)
|
PD1
|
TXD (USART Output Pin)
|
PD0
|
RXD (USART Input Pin)
|
Source : http://fmpunya.blogspot.com/2012/06/dasar-teori-mikrokontroller-atmega-32.html