Monday, October 6, 2014

DIAGRAM BLOCK ATMEGA328

DIAGRAM BLOCK ATMEGA328


Sudah lama saya tidak posting di blog ini dikarenakan kesibukan saya sedang menyelesaikan Tugas Akhir (TA). Nah pada kesempatan ini saya akan share dasar teori untuk mikrokontroller Atmega 32. Dimana dasar teori ini sendiri ialah salah satu isi dari BAB II saya. Nah bagi kamu yang mungkin sedang menyusun tugas akhir juga ataupun ada  tugas paper/makalah mungkin kamu membutuhkan bahan ini. Tanpa panjang lebar langsung saja bagi kamu yang memang sedang membutuhkan silahkan diambil. Tapi jangan lupa pada daftar pustaka dilampirkan referensi blog ini ya. hehehe

AVR Atmega32 merupakan sebuah mikrokontroler low power CMOS 8 bit berdasarkan arsitektur AVR RISC. Mikrokontroler ini memiliki karakteristik sebagai berikut.
#  Menggunakan arsitektur AVR RISC
- 131 perintah dengan satu clock cycle
- 32 x 8 register umum
#  Data dan program memori
- 32 Kb In-System Programmable Flash
- 2 Kb SRAM
- 1 Kb In- System EEPROM
#  8 Channel 10-bit ADC
Two Wire Interface
#  USART Serial Communication
#  Master/Slave SPI Serial Interface
#  On-Chip Oscillator
#  Watch-dog Timer
#  32 Bi-directional I/O
#  Tegangan operasi 2,7 – 5,5 V


Arsitektur AVR ini menggabungkan perintah secara efektif dengan 32 register umum. Semua register tersebut langsung terhubung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU) yang memungkinkan 2 register terpisah diproses dengan satu perintah tunggal dalam satu clock cycle. Hal ini menghasilkan kode yang efektif dan kecepatan prosesnya 10 kali lebih cepat dari pada mikrokontroler CISC biasa. Berikut adalah blok diagram Mikrokontroler AVR ATMega32.
Gambar 2.3 Blok diagram AVR ATMega32

 Konfigurasi pin Mikrokontroler AVR ATMega32

Gambar 2.4 Pin-pin ATMega32
Gambar 2.3 Blok diagram AVR ATMega32

Secara fungsional konfigurasi pin ATMega32 adalah sebagai berikut:

a.       VCC
     - Tegangan sumber
b.       GND (Ground)
     - Ground
c.       Port A (PA7 – PA0)
          
        Port A adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin memilki internal pull-up resistor. Output buffer port A dapat mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port A digunakan sebagai input dan di pull-up secara langsung, maka port A akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan. Pin-pin dari port A memiliki fungsi khusus yaitu dapat berfungsi sebagai channel ADC (Analog to Digital Converter) sebesar 10 bit. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port A dapat ditabelkan seperti yang tertera pada tabel ….

Tabel 2.3 Fungsi khusus port A

Port
Alternate Function
PA7
ADC7 (ADC input channel 7)
PA6
ADC6 (ADC input channel 6)
PA5
ADC5 (ADC input channel 5)
PA4
ADC4 (ADC input channel 4)
PA3
ADC3 (ADC input channel 3)
PA2
ADC2 (ADC input channel 2)
PA1
ADC1 (ADC input channel 1)
PA0
ADC0 (ADC input channel 0)
d.      Port B (PB7 – PB0)
          Port B adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin mengandung internal pull-up resistor. Output buffer port B dapat mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port B digunakan sebagai input dan di pull-down secara external, port B akan mengalirkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan.
       Pin-pin port B memiliki fungsi-fungsi khusus, diantaranya :
·         SCK port B, bit 7
Input pin clock untuk up/downloading memory.
·         MISO port B, bit 6
Pin output data untuk uploading memory.
·         MOSI port B, bit 5
Pin input data untuk downloading memory.
Fungsi-fungsi khusus pin-pin port B dapat ditabelkan seperti pada tabel …

Tabel 2.4 Fungsi khusus port B

Port
Alternate Function
PB7
SCK (SPI Bus Serial Clock)
PB6
MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)
PB6
MOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)
PB5
SS (SPI Slave Select Input)
PB3
AIN1 (Analog Comparator Negative Input)
OCO (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
PB2
AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
INT2 (External Interrupt 2 Input)
PB1
T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)
PB0
T0 (Timer/Counter External Counter Input) XCK (USART External Clock Input/Output)

e.       Port C (PC7 – PC0)
          Port C adalah 8-bit port I/O yang berfungsi bi-directional dan setiap pin memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port C dapat mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port C digunakan sebagai input dan di pull-down secara langsung, maka port C akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port C dapat ditabelkan seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.5 Fungsi khusus port C

Port
Alternate Function
PC7
TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)
PC6
TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)
PC6
TD1 (JTAG Test Data In)
PC5
TD0 (JTAG Test Data Out)
PC3
TMS (JTAG Test Mode Select)
PC2
TCK (JTAG Test Clock)
PC1
SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output Line)
PC0
SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)


 f.       Port D (PD7 – PD0)
          Port D adalah 8-bit port I/O yang berfungsi bi-directional dan setiap pin memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port D dapat mengalirkan arus sebesar 20 mA. Ketika port D digunakan sebagai input dan di pull-down secara langsung, maka port D akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor diaktifkan. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port D dapat ditabelkan seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.

 Tabel 2.6 Fungsi khusus port D

Port
Alternate Function
PD7
OC2 (Timer / Counter2 Output Compare Match Output)
PD6
ICP1 (Timer/Counter1 Input Capture Pin)
PD6
OCIB (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output)
PD5
TD0 (JTAG Test Data Out)
PD3
INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD2
INT0 (External Interrupt 0 Input)
PD1
TXD (USART Output Pin)
PD0
RXD (USART Input Pin)

Source : http://fmpunya.blogspot.com/2012/06/dasar-teori-mikrokontroller-atmega-32.html


No comments:

Post a Comment